Sabtu, 27 April 2013

PEMELIHARAAN ALAT ANESTESI


PEMELIHARAAN ALAT ANESTESI

Mahasiswa  yang terhormat,
Anda disini dari berbagai daerah indonesia dari kota yang besar dengan rumah sakit dan kamar bedah yang modern dan serba berada. Tetapi sebagian ada juga yang datang dari daerah terpelosok dan kota yang kecil dengan rumah sakit dan kamar bedah yang sederhana.
Dalam kesempatan ini saya akan membicarakan maintenance alat anestesi, baik kita mulai dari maintenance rutin sebagi berikut:
  1. maintenance harian
  2. maintenance mingguan
  3. maintenance bulanan
  4. maintenance semi annual
  5. maintenance tahunan


I.      maintenance harian
    1. melakukan pembersihan alat anestesi sesudah operasi sehari dengan kain lembab dan air deterjen/sabun, oleh para perawat anestesi
    2. mencuci mendesinfeksi semua bagian dari respiratory system yang berkontak denan penderita
II.      maintenance mingguan
a.       memeriksa atau mengganti O2 sensor dan flow sensor bila kalibrasi tidak mungkin lagi, oleh perawat anestesi
b.      mengganti bakterial filter oleh perawat anestesi
III.      maintenance bulanan
Mencuci, mengeringkam dan memasang kembali cooling air filter oleh perawat anestesi
IV.      maintenance semi annual
Inspeksi dan maintenance oleh teknisi dari agent mesin anestesi

V.      maintenance tahunan
maintenance tahunan oleh teknisi dari agent mesin anestesi


Setiap manufaktur menyertakan mesin anestesi bersama buku manual, dengan penjelasan yang cukup terperinci, yang sayangnya sebagian besar sering dalam bahasa asing. Buku itu hendaknya dipelajari dan mengikuti petunjuknya dengan baik. Mudah-mudahan ada yang bisa menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian banyak kesalahan dalam pelaksanaan dapat dihindari atau diminimalkan.
Dalam kesempatan ini saya menunjukkan satu tabel dimana anda dapat melihat barang apa, berapa lama dan cara apa yang boleh dipakai untuk cuci, disinfeksi dan sterilisai peralatan anestesi. Tentu harus disesuaikan dengan masin-masing alat anestesi yang anda miliki.



What
How often
Conditioning interval
Component which can be conditioned
Filter on Y-piece
Filter on inspiration and expiration port
Without filter
Julian workstation
Front daily, other surfaces weekly
Vapor 19.3/devapor unit
Daily
Power cable, compessed gas hoses, equipotential bonding lead
Montly
Breathing bag with twin connector and hose
Breathing hoses
Bellows
y-piece
Daily

Daily
Weekly
Daily
Daily

Per patient
Weekly
Per patient
Per patient

Per patient
Daily
Per patient
Cover of breathing system with APL valve
Middle and bottom part of breathing system
Container of  bellows
Valve discs (use a cassette)
Expiration port
Absorber and insert
Water trap (monitoring)
Weekly

Weekly

Weekly
Weekly
Weekly
Weekly
Daily
Weekly

Weekly

Weekly
Weekly
Weekly
Weekly
Daily
Daily

Daily

Weekly
Daily
Daily
Daily
Daily
Microbial filter 654 St
Filter of the measured gas
-
Weekly
Daily
Weekly
-
Weekly
Recirculation system



Flow sensor
Weekly
Weekly
Weekly
AGS housing
AGS flow tube (without filter)
Container for AGS buffer volume
AGS transfer hose
Scavenging hose with connector
Waste gas connector with tube
Hose of sample gas return or hose of sample gas scavenging
Weekly
Weekly
Weekly

Weekly
Weekly

Weekly
Weekly

Emergency breathing bag, its diaprharagrn, upper and lower valve parts (dragger resutator 2000)
After each use
Silicone sleeve of secretion collecting bottle and rinsing bottle, their lid wiyh float, suction hose and inspection window
As required
But at least daily
What
How often
Conditioning interval
Component which can be conditioned
Washing machine
93C 10 minutes
Wiping
Immersion
Sterilization steam 134C 10 minutes
Julian workstation
No
Outside
No
No
Vapor 19.3/devapor unit
No
Outside
No
No
Power cable, compessed gas hoses, equipotential bonding lead
No
Yes
No
No
Breathing bag with twin connector and hose
Breathing hoses
Bellows
y-piece
Yes

Yes
Yes
Yes
No

No
No
No
Possible

Possible
Possible
Possible
Yes

Yes
Yes
Yes
Cover of breathing system with APL valve
Middle and bottom part of breathing system
Container of  bellows
Valve discs (use a cassette)
Expiration port
Absorber and insert
Water trap (monitoring)
Yes

Yes

Yes

Yes
Yes
Yes
No

No

No

No
No
No
Possible

Possible

Possible

Possible
Possible
Possible
Yes

Yes

Yes

Yes
Yes
Yes
Microbial filter 654 St
Filter of the measured gas
No
No
Outside
Outside
No
No
Yes,max24times
Yes,max10times
Recirculation system




Flow sensor
No
Outside
Possible
No
AGS housing
AGS flow tube (without filter)
Container for AGS buffer volume
AGS transfer hose
Scavenging hose with connector
Waste gas connector with tube
Hose of sample gas return or hose of sample gas scavenging
Yes
Yes

Yes

Yes
Yes

Yes

Yes


No
Yes

No

No
No

No

No


Possible
Possible

Possible

Possible
Possible

Possible

Possible
No
No

Yes

No
No

No

Yes


Emergency breathing bag, its diaprharagrn, upper and lower valve parts (dragger resutator 2000)
Yes
No
Possible
Yes

Silicone sleeve of secretion collecting bottle and rinsing bottle, their lid wiyh float, suction hose and inspection window
Yes
No
Possible
Yes

KONSEP DASAR ANESTESI


KONSEP DASAR ANESTESI

1.      Memberikan pelayanan anestesi, analgesi dan sedasi yang aman, efektif, manusiawi dan memuaskan bagi pasien yang menjalani pembedahan, prosedur medik atau trauma yang menyebabkan nyeri, kecemasan dan stres psikis lainnya.
2.      Menunjang fungsi vital tubuh terutama jalan nafas, pernafasan, perdaran darah dan kesadaran pasien yang mengalami gangguan atau ancaman jiwa karena menjalani prosedur medik, trauma atau penyakit lain.
3.      Melakukan reanimasi dan resusitasi jantung, paru, otak (basic advanced prolonged life support) pada kegawatan mengancam jiwa dimanapun pasien berada (ruang gawat darurat, kamar bedah, ruang pulih sadar, ruang intensif / ICU).
4.      Menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa dan metabolisme tubuh pasien yang mengalami gangguan atau ancaman jiwa karena menjalani prosedur medik, trauma atau penyakit lain.
5.      Mengatasi masalah nyeri akut di rumah sakit (nyeri akibat pembedahan, trauma maupun nyeri persalinan).
6.      Menanggulangi masalah nyeri kronik dan nyeri membandel (nyeri kanker dan penyakit kronik).
7.      Menbeikan bantuan terapi pernafasan.


PENGERTIAN ANESTESI
Anestesi berasal dari bahasa Yunani a : tanpa, aesthesis : rasa, sensasi (Anestesiologi FKUI 1989).
Anestesi adalah suatu keadaan narkosis, analgesia, relaksasi dan hilangnya reflek (Keperawatan medikal bedah, Brunner dan Sudarth edisi 8).
Definisi anestesiologi yang ditegakkan oleh The American Board of Anesthesiology pada tahun 1089 ialah mencakup semua kegiatan profesi atau praktek yang meliputi :
1.      Menilai, merancang, menyiapkan pasien untuk anestesi.
2.      Membantu pasien menghilangkan nyeri pada saat pembedahan, persalinan atau pada saat dilakukan tindakan diagnostik terapeutik.
3.      Memantau dan memperbaiki homeostasis pasien perioperatif dan pada pasien dalam keadaan kritis.
4.      Mendiagnosis dan mengobati sindroma nyeri.
5.      Mengelola dan mengajarkan resusitasi jantung paru (RJP).
6.      Membuat evaluasi fungsi pernafasan dan mengobati gangguan pernafasan.
7.      Mengajarkan, memberi supervisi dan mengadakan evaluasi tentang penampilan personil paramedik dalam bidang anestesi, perawatan pernafasan dan perawatan pasien dalam keadaan kritis.
8.      Mengadakan penelitian tentang ilmu dasar dan ilmu klinik untuk menjelaskan dan memperbaiki perawatan pasien terutama tentang fungsi fisiologi dan respon terhadap obat.
9.      Melibatkan diri dalam administrasi rumah sakit. Pendidikan kedokteran dan fasilitas rawat jalan yang diperlukan untuk implementasi pertanggung jawaban.  

RUANG LINGKUP KEPERAWATAN ANESTESI
Ruang lingkup keperawatan anestesi meliputi pelayanan keperawatan anestesi pada pelayanan :
1.      Pra anestesi / pembedahan
2.      Selama anestesi / pembedahan
3.      Pasca anestesi / pembedahan
4.      Perawatan gawat darurat
5.      Perawatan intensif
6.      Semua pelayanan yang memerlukan perawatan anestesi.

PERAWATAN PRA ANESTESI
Perawatan pra anestesi dimulai saat pasien berada di ruang perawatan, atau dapat juga dimulai pada saat pasien diserahterimakan di  ruang opersai dan berakhir saat pasien dipindahkan ke meja operasi.
Tujuan :
1.      Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien, memberikan penyuluhan tentang tindakan anestesi.
2.      Mengkaji, merencanakan dan memenuhi kebutuhan pasien.
3.      Mengetahui akibat tindakan anestesi yang akan dilakukan.
4.      Mengantisipasi dan menanggulangi kesulitan yang mungkin timbul.
Dalam menerima pasien yang akan menjalani tindakan anestesi, Perawat anestesi wajib memeriksa kembali data dan persiapan anestesi, diantaranya:
1.      Memeriksa:
-          Identitas pasien dan keadaan umum pasien.
-          Kelengkapan status / rekam medik.
-          Surat persetujuan operasi dari pasien / keluarga.
-          Data laboratorium, rontgent, EKG dan lain-lain.
-          Gigi palsu, lensa kontak, perhiasan, cat kuku, lipstik dan lain-lain.
2.      Mengganti baju pasien.
3.      Membantu pasien untuk mengosongkan kandung kemih.
4.      Mencatat timbang terima pasien.

Perawat anestesi juga bertugas memberikan pre-medikasi berdasarkan instruksi tertulis dari dokter Spesialis Anestesiologi atau dokter lain yang berwenang. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
1.      Memeriksa kembali nama pasien sebelum memberikan obat.
2.      Mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita.
3.      Mengetahui riwayat alergi terhadap obat-obatan.
4.      Memeriksa fungsi vital (tensi,nadi,suhu,nafas) sebelum memberikan premedikasi dan sesudahnya.
5.      Memberikan obat pre-medikasi sesuai instruksi dokter dan kemudian mencatat nama obat, dosis obat, cara dan waktu pemberian, tanda tangan dan nama jelas perawat yang memberikan obat.

PERAWATAN SELAMA ANESTESI
Perawatan selama anestesi dimulai sejak pasien berada diatas meja operasi sampai dengan pasien dipindahkan ke ruang pulih sadar.

Tujuan :
Mengupayakan fungsi vital pasien selama anestesi berada dalam kondisi optimal agar pembedahan dapat berjalan lancar dengan baik.
Sebelum dilakukan tindakan anestesi, perawat anestesi wajib :
1.      Memeriksa kembali nama pasien, data, diagnosa dan rencana operasi.
2.      Mengenalkan pasien kepada dokter spesialis anestesiologi, dokter ahli bedah, dokter asisten dan perawat instrumen.
3.      Memberikan dukungan moril, menjelaskan tindakan induksi yang akan dilakukan dan menjelaskan fasilitas yang ada di sekitar meja operasi.
4.      Memasang alat-alat pemantau (antara lain tensimeter, EKG dan alat lainnya sesuai dengan kebutuhan).
5.      Mengatur posisi pasien bersama-sama perawat bedah sesuai dengan posisi yang dibutuhkan untuk tindakan pembedahan.
6.      Mendokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan.

Selama tindakan anestesi perawat anestesi wajib :
1.      Mencatat semua tindakan anestesi.
2.      Berespon dan mendokumentasikan semua perubahan fungsi vital tubuh pasien selama anestesi / pembadahan. Pemantauan meliputi sistem pernafasan, sirkulasi, suhu, keseimbangan cairan, perdarahan dan produksi urine dan lain-lain.
3.      Berespon dan melaporkan pada dokter spesialis anestesiologi bila terdapat tanda-tanda kegawatan fungsi vital tubuh pasien agar dapat dilakukan tindakan segera.
4.      Melaporkan kepada dokter yang melakukan pembedahan tentang perubahan fungsi vital tubuh pasien dan tindakan yang diberikan selama anestesi.
5.      Mengatur dosis obat anestesi atas pelimpahan wewenang dokter.
6.      Menanggulangi keadaan gawat darurat.

Pengakhiran anestesi :
1.      Memantau tanda-tanda vital secara lebih intensif.
2.      Menjaga jalan nafas supaya tetap bebas.
3.      menyiapkan alat-alat dan obat-obat untuk pengakhiran anestesi dan atau ekstubasi.
4.      Melakukan pengakhiran anestesi dan atau ekstubasi sesuai dengan kewenangan yang diberikan.



PERAWATAN PASCA ANESTESI
Perawatan pasca anestesi / pembedahan dimulai sejak pasien dipindahkan ke ruang pulih sadar sampai diserahterimakan kembali kepada perawat di ruang rawat inap. Jika kondisi pasien tetap kritis pasien dipindahkan ke ICU.
Tujuan :
-          Mengawasi kemajuan pasien sewaktu masa pulih.
-          Mencegah dan segera mengatasi komplikasi yang terjadi.
-          Menilai kesadaran dan fungsi vital tubuh pasien untuk menentukan pemindahan / pemulangan pasien.

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT ANESTESI
Perawat anestesi dalam pelayanan anestesiologi dan reanimasi mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut :
1.      Pengelola asuhan keperawatan anestesi.
2.      Mitra kerja dalam pelaksanaan tindakan anestesi.
3.      Pengelola asuhan kaparawatan pada keadaan gawat darurat.
4.      Mitra kerja / pelaksanaan tindakan medik pasda pasien gawat darurat.
5.      Pengelola asuhan keperawatan pasien di Intensif Care.
6.      Sebagai pendidik

Kompetensi minimal seorang Perawat Anestesi adalah sebagai berikut :
1.      Dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien yang akan menjalani prosedur anestesi (pra, intra dan pasca ).
2.      Dapat melakukan asuhan keperawatan selama tindakan / prosedur anestesi sedang berlangsung.
3.      Dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien dalam keadaan gawat darurat.
4.      Dapat melakukan asuhan keperawatan kepada pasien yang membutuhkan perawatan intensif.
5.      Dapat melakukan kerja sama antar anggota tim, baik sebagai mitra kaerja ataupun pelaksana tindakan dalam pelayanan anestesiologi dan reanimasi sesuai dengan peran, fungsi, etika dan kebijaksanaan atau batas kewenangannya.
(standar umum pelayanan anestesiologi dan reanimasi di rumah sakit, 1999)