Selasa, 26 Agustus 2014

MANAJEMEN VENTILATOR



MANAJEMEN VENTILATOR

A.    Pengertian
      Ventilator mekanik bisa diberikan pada pasien melalui  berbagai perlengkapan  mekanik yang

B.     Tujuan
       Life support selama gagal nafas akut,  terapi support fungsi   cardiopulmoner suboptimal atau terapi support gagal ventilasi kronik.
      Idealnya, support ventilator mekanik untuk :
1.      Mempertahankan ventilasi alveolar untuk memastikan eliminasi CO2 adekuat
2.      Mempertahankan oksigenasi arterial untuk memastikan keadekuatan suplai oksigen ke jaringan
3.      Meminimalkan resiko efek dari peningkatan tekanan dan volume pada paru ( seperti baro / volutrauma) dan sistem kardiovaskuler.
4.      Memenuhi kenyamanan pasien
5.      Memberikan rekondisi sesuai kerja load (workload) seperti fase istirahat selama pemulihan

C.     Indikasi
1. Gagal Nafas hiperkapne, akibat :
         a.Menurunnya pusat respirasi
b.      Meningkatnya dead space
c.       Shunt kanan – kiri
d.      Gagal mekanik
e.       Hipermetabolisme sehingga mengakibatkan peningakatan produksi CO2

2.      Gagal nafas hipoksia, akibat:
a.       Shunt kanan – kiri
b.      Mismatch ventilasi
c.       Kelainan difusi
d.      ARDS
D. Kontraindikasi
            a. Documented refusal to be mechanically ventilated as per an advance directive
                signed by the patient or an acceptable surrogate
            b. Device-specific contraindications may exist. Refer to the operator’s manual
                 and/or procedure
E.     Peralatan
1.      Resusitator manual dan face mask sesuai ukuran
2.      EKG monitor dan
3.      Alat pengukur oksimetri
4.      Suction set
5.      Intubasi set
6.      Stetoskop
7.      Oxygen analyzer
8.      Pressure monitor
9.      Volume monitor
10.  Timepiece
11.  Sistem pelembaban / humidification system
12.  Device-specific patient interface and circuit including a water trap system capable of
13.  closed disposal of condensation (when necessary)
14.  Catatan : Pada pediatrik  circuit shall beutilized on pts. weighing < 20kg.
15.  Test lung
16.  ventilasi Continuous Ventilation Record
17.  Universal precautions attire
18.  Kalibrasi perlengkapan dan mempertahankan dokumentasi sebagai bagian spesifikasi manufacturer dan ketentuan bagian (Calibration equipment and preventive maintenance documentation as per the
      manufacturer’s specifications and departmental policy)

F.      Procedur
1.      Lakukan verifikasi
2.      Kaji sesuai program dan set ventilator sesuai parameter. Mulai setting sesuai perubahan parameter ventilator harus sesuai program
3.      Pastikan  perlengkapan sesuai dengan fungsi test paru
4.      Hubungkan pasien dengan perlengkapan. Kaji  pasien adanya toleransi dan sistem ventilator pasien untuk memperbaiki koordinasi dan fungsi yang sesuai. Set semua aplikasi alarm meliputi :alarm untuk pengaturan suhu sistem humidifikasi (pelelmbaban)
5.      Lakukan pengkajian sistem ventilator pasien sesuai kebijakan yang telah ditentukan. Catat data ventilator  sesuai order pada catatan ventilasi berkesinambungan
6.      Monitor pasien secara berkesinambungan melalui monitor kardiopulmoner dan nadi oksimetri. Lakukan pemeriksaan analisa gas darah dan atau kapnometri atau mpnitoring transkutaneus bila perlu atau sesuai program.
7.      Buat rekomendasi adanya perubahan sesuai rencana keperawatan
8.      Lakukan suction dan intervensi keperawatan lain sesuai indikasi klinis untuk memastikan manajemen pulmoner pasien yang optimal
9.      Lakukan pengaturan secara rutin dan perubahan perlengkapan yang berhubungan dengan ketentuan dan apabila memerlukan untuk mempertahankan integritas circuit atau ketika circuit terlihat soiled
10.  Pastikan bahwa data hasil bacaan dari  ventilator terisi sesuai ketentuan. 

G.    Dokumentasi
1.      Pencatatan perawatan ventilator sebaiknya meliputi dokumentasi pada dua jam pertama sebagai berikut :
a.       Setting ventilator yang digunakan sesuai program
b.      Ventilator berfungsi sesuai kebutuhan dengan mencek ukuran volume, kecepatan, tekanan dan FiO2
c.       Alarm sesuai setting
d.      Mengukur  suhu gas yang diinspirasikan
e.       Nilai SaO2 transkutaneus, karbondioksida, atau karbondioksida tidal akhir bila perlu.
f.       Tanda tangan dan inisial perawat yang mencek sistem ventilator pasien dan kredensial orang yang mendokumentasikan pada waktu mencek.

2.      Pencatatan perawatan ventilator sebaiknya meliputi dokumentasi pada dua belas  jam pertama sebagai berikut :
      a. Alarm diaktifkan dan respon
      b. Airway artifisial yang digunakan pasien dan posisi pasien
      c. Resusitor manual dan ukuran face mask yang digunakan pasien
      d. Parameter ventilator yang diprogramkan terbaru
      e. Pengkajian fisik terhadap respon
           
3.      Pencatatan perawatan ventilator sebaiknya mencakup :
            a. Ventilator circuit dan atau perlengkapan resusitasi manual sesuai program atau                     needed when visibly soiled or leaky
            b.  Perubahan parameter ventilator ditulis pada waktu perubahan dan identifikasi                    pada awal perubahan.
            c.  Maneuver perawatan airway (mencakup suctioning) didokumentasikan bila                         dilakukan
d.  Parameter transport, adverse events, parameter penyapihan, informasi rencana keperawatan didokumentasikan untuk memastikan kelengkapan informasi pasien dan kesinambungan perawatan

 H. Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Untuk mengoptimalkan penggunaan alat ventilasi mekanik diperlukan pemahaman tentang design komponen ventilasi mekanik, patofisiologi sistem pernafasan, dan interaksi pasien – ventilator. Staf keperawatan yang bertanggungjawab mengoperasikan ventilasi mekanik atau orang yang melakukan kalibrasi harus mempunyai kompetensi sebagai berikut :
2.Teknik mengeset dan mengoperasikan ventilator
3. Ananotomi dan fisiologi kardiovaskuler
4. Interpretasi hasil analisa gas
5. Mengkaji pentingnya penggunaan ventilator mekanik, respon dan reaksi lain
6. Mampu merespon sesuai s\rekomendasi untuk meningkatkan rencana perawatan ventilator
7. Menerapkan universal precausion secara umum
8. Perlengkapan ventilasi mekanik sebaiknya tidak digunakan selain sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dari pabriknya
9. Jika ada perlengkapan yang tidak sesuai dengan spesefikasi dari pabriknya sebaiknya tidak digunakan untuk pasien. Rujuk ke tehnisinya.
10. Efek samping dan intervensi :
11. Jika ventilasi mekanik mengancam kehidupan terutama pada kardiopulmoner atau pada pasien-pasien yang terpasang ventilasi mekanik menunnjukkan tanda-tanda fisik, dukungan hidup yang tepat harus diberikan pada pasien, secara spesifik perawat harus :
a.       Pastikan keadekuatan jalan nafas
b.      Pastikan bahwa ventilasi didukung dengan menggunakan resusitasi manual
c.       Pastikan oksigenasinya optimal
d.      Pastikan langkah-langkah yang diambil untuk mempertahhankan fungsi jantung
e.       Jika terjadi malfungsi pada ventilasi yang digunakan, lepaskan dari pasien dan pastikan  ketepatan oksigenasi dan ventilasi. Jangan dipasang kembali ventilasi mekanik dengan suatu alat sampai maneuver yang untuk mengatasi masalah menunjukkan fungsi yang tepat. Pastikan suatu perlengkapan ventilator alternatif jika diperlukan.
f.       Intervensi spesifik dari perlengkapan supaya tetap bisa eksis. Rujuk ke manual operator  atau prosedur
12.  Setelah prosedur :
a.       Bersihkan ventilator sesuai dengan manual operatoor atau sesuai dengan muanual operator
b.      Setelah desinfeksi dan kaji ulang, lakukan setting  perlengkapan sesuai dengan fungsinya.

           
I. Potensial Komplikasi:
1.      Barotrauma pulmoner
2.      Pneumonia, akibat ventilator
3.      Kardiovaskuler compromise
4.      Peningkatan TIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar