PERSIAPAN DAN PERAWATAN
PASIEN PERIOPERATIF
PADA PASIEN SEKSIO SESAREA
Definisi :
Persalinan
sesarea adalah kelahiran bayi melalui abdomen dan insisi uterus. Kebanyakan
alasan untuk melakukan persalinan cesarean adalah distress janin, posisi
sungsang, distosia dan persalinan cesarean sebelumnya..
Jenis SC
- Seksio sesarea klasik : pembedahan secara sanger
- Seksio sesarea transperitoneal profunda (supra servicalis = lower segmen caesarean section)
- Seksio sesarea yang diikuti dengan histerektomi (caesarean hysterectomy = seksio histerektomy)
- Seksio sesarea vaginal
Indikasi SC
- Indikasi ibu
·
Panggul sempit absolut
·
Tumor – tumor jalan lahir yang
menimbulkan obstruksi
·
Stenosis servik
·
Plasenta previa
·
Disproporsi sefalopelvik
·
Ruptur uteri mebakat
- Indikasi janin
·
Kelainan letak (letak lintang,
bokong, presentasi dahi dan muka)
·
Gawat janin
Presentasi
Bokong ( sungsang)
Terjadi jika bokong dengan / atau
kaki merupakan bagian terndah janin. Pada pemeriksaan abdomen , kepala teraba
di bagian atas, bokong pada daerah pelvis. Auskultasi menunjukan bahwa DJJ
lokasinya lebih tinggi daripada yang diharapkan dengan presentasi verteks. Ada
3 macam presentasi bokong :
- Complete breech (presentasi bokong sempurna) : terjadi jika kedua kaki mengalami fleksi pada panggul dan lutut
- Frank breech (presentasi bokong murni) : terjadi jika kedua kaki mengalami fleksi pada panggul dan ekstensi pada lutut
- Footling breech (presentasi bokong kaki) : terjadi jika sebuah kaki mengalami ekstensi pada panggul dan lutut
Komplikasi presentasi bokong
1.
Pada janin :
·
Prolaps tali pusat
·
Trauma pada bayi akibat :tangan
mengalami ekstensi, kepala mengalami ekstensi, pembukaan serviks belum lengkap
dan disproporsi sefalopelvik
·
Asfiksia karena prolaps tali
pusat, kompresi tali pusat, pelepasan plasenta dan kepala macet
·
Perlukaan/trauma pada organ
abdomen atau pada leher
·
Patah tulang leher
- Pada ibu :
·
Pelepasan plasenta
·
Perlukaan vagina atau servik
·
Endometritis
Pada umumnya seksio sesarea tidak dilakukan pada
·
Janin mati
·
Syok, anemia berat, sebelum
diatasi
·
Kelainan congenital berat
Komplikasi pasca operasi
- Syok
- Hemoragi
- Retensio urinary
- Infeksi jalan kencing
- Distensi perut
- Terbukanya luka operasi eviserasi
Prinsip perawatan praoperatif
- Persipan kamar bedah
Pastikan bahwa :
·
Kamar bedah bersih (harus
dibersihkan setiap kali selesai suatu tindakan)
·
Kebutuhan bedah dan peralatan
tersedia, termasuk oksigen dan obat - obatan
·
Peralatan gawat darurat
tersedia dan dalam keadaan siap pakai
·
Baju bedah, kain steril, sarung
tangan, instrumen tersedia dalam keadaan steril dan belum kadaluarsa
- Persiapan pasien
a.
Persiapan fisik
·
Menilai keadaan umum meliputi
tanda-tanda vital, berat badan, denyut jantung bayi, tinggi badan.
·
Memasang dower cateter untuk
menilai balance cairan.
·
Memasang IV line.
·
Puasa 6-8 jam.
·
Cukur daerah operasi.
·
Menanggalkan semua perhiasan,
gigi palsu dan membersihkan semua kosmetik.
·
Personal hygiene jika memungkinkan.
·
Mengganti pakaian dengan
pakaian khusus operasi.
·
Menanyakan riwayat penyakit,
riwayat alergi dan riwayat konsumsi obat-obatan.
b.
Persiapan Mental.
·
Memberikan penjelasan tentang
indikasi operasi yang dilakukan demi keselamatan ibu dan janin.
·
Memberikan penjelasan tentang
tindakan dan pembiusan yang akan dilakukan.
·
Mengorientasikan klien sebelum
operasi kerungan bedah atau kamar operasi.
·
Memberi kesempatan kepada suami atau orang tua
untuk mendampingi pasien di ruang tunggu sebelum operasi dimulai.
·
Mengajak klien dan keluarga
untuk berdo’a demi kelancaran operasi yang kan dilakukan.
c.
Persiapan penunjang.
·
Pemeriksaan laboratorium
Meliputi : HB, AL, AT, CT/BT, HMT, Hbsag, SGOT, SGPT, Ureum
Creatinin, Pemeriksaan urine.
·
Pemeriksaan ECG
·
Pemeriksaan USG
d.
Informed consent.
- Persiapan Anestesi.
Operasi SC bisa dilakukan dengan teknik General anestesi maupun
Regional anestesi.
a. Persiapan General anestesi
·
Obat meliputi obat-obat
premedikasi, induksi, musculrelaksan, inhalasi, antidotum dan obat-obat
emergency dan obat-obat lain seperti metergin oxitosin.
·
Cairan kristaloid, koloid dan
kalau perlu darah.
·
Alat meliputi : STATIC
b. Persiapan Regional
anestesi
·
Obat regional anestesi
·
Alat meliputi : jarum spinal
berbagai ukuran sesuai kebutuhan, hanskun, spuit, duk lobang, kom, cairan
antiseptic
·
Cairan kristaloid, koloid dan
kalau perlu darah.
Prinsip perawatan intraoperatif
- Atur pasien pada posisi yang tepat untuk suatu prosedur tindakan
- Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
- Monitor tanda vital dan jaga hidrasi selama pembedahan
- Atasi rasa nyeri dengan dukungan emosional dan penggunaan anestesi.
- Berikan antibiotik profilaksis perioperatif
Prinsip perawatan pasca operasi
Perawatan di Pacu
·
Letakan pasien dalam posisi
pemulihan
·
Pasang pengaman tempat tidur.
·
Periksa kondisi pasien, cek
tanda vital tiap 5 menit.
·
Periksa tingkat kesadaran tiap 5 menit sampai
sadar
·
Yakinkan jalan nafas bersih dan
cukup ventilasi
·
Transfusu jika diperlukan
·
Jika tanda vital dan hematokrit
turun walau diberikan transfusi, segera kembalikan ke kamar bedah kemungkinan
terjadi perdarahan pasca bedah.
·
Mengukur skala aldrete skore
dan bromege skore.
Diagnosa keperawatan
1.
Cemas b/d Kurang pengetahuan masalah pembiusan dan
operasi .
2. Gangguan rasa nyaman mual muntah b/d Efek
sekunder obat anestesi.
3.
Ketidak seimbangan cairan b/d
Perdarahan intra operatif.
4.
Hipotermi b/d Efek sekunder
obat anestesi.
5.
Nyeri b/d luka insisi operasi.
6.
Pola nafas tidak efektif b/d
defresi pernafasan efek dari obat anestesi.
Resiko cedera b/d penurunan kesadaran, dilirium.
Mana intervensinya hm
BalasHapus